Senin, 13 Juli 2020

Mengubah Pola Hidup Konsumtif Menjadi Produktif

Saat ini ratusan juta konsumen Indonesia sudah mulai bergeser kebiasaannya dari belanja Offline (harus menempuh perjalanan bermacet-macetan, antri cari parkir kendaraan di toko, pasar, atau Mall) menjadi berbelanja Online (membeli suatu produk dengan cara praktis berbelanja melalui Online Marketplace).

Fingo

Dari data-data diatas kita semua dapat melihat trend masyarakat saat ini, terlihat pula bahwa kedudukan marketplace akan terus menguat hingga memasuki tahun-tahun berikut nya.

iprice.co.id mencatat terdapat 42 online marketplace yang saat ini beroperasi di Indonesia dan 42 online marketplace tersebut adalah dengan sistem konvensional (artinya masyarakat hanya berbelanja membeli barang dan mengeluarkan uang).

Fingo menyadari adanya peluang ini dan hadir sebagai pelopor Online Marketplace berbasis Afiliasi, dimana memberikan kesempatan untuk kita semua untuk ber – afiliasi bersama Fingo dengan memberikan informasi ke masyarakat bahwa sekarang Belanja Online kebutuhan primer, sekunder dan lain lainnya bukan lagi hanya jadi pengeluaran tapi bisa menjadi sumber pemasukan, yang otomatis akan menjadi Solusi Mengubah Pola hidup Konsumtif Jadi Produktif.

Menarik bukan? Yuk simak lebih lanjut DI SINI

Pentingnya Jiwa Digital Entrepreneur Di Masa Kini

Entrepreneur merupakan salah satu kata dalam bahasa asing yang dalam bahasa indonesia artinya adalah wirausahawan. Sedangkan menurut sumber yang saya kutip dari wikipedia.

Wirausahawan (bahasa Inggris: entrepreneur) adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Entrepreneur

Jadi dari pengertian diatas seorang entrepreneur merupakan istilah yang telah lama ada dari dulu yaitu seorang pengusaha. Mungkin orang nya tidak berubah, hanya istilahnya saja yang mengalami proses modernisasi karena ada pengaruh dari bahasa asing dan perkembangan teknologi yang semakin maju. Seseorang yang berjualan di pasar atau berjualan keliling menjajakan barang jualan nya itu juga bisa disebut dengan seorang entrepreneur atau wirausahawan.

Di era globalisasi saat ini untuk menjadi seorang entrepreneur bukan hal yang sulit, karena semua orang bisa menjadi entrepreneur hanya bermodalkan sebuah smartphone saja. Smartphone atau gadget bisa menjadi alat bantu dalam transaksi jual beli dalam lingkup nasional ataupun internasional. Bisa antar negara bahkan antar benua.

Salah satu peluang bisnis di era digital yang perlu Anda ketahui adalah berikut ini :



Nasib Serem Para Karyawan

Makin Serem Nasib Para Karyawan!😢😢

Repost From Mas Waisy Alqi

NGERI!!! 14 RiBU ORANG KENA PHK!

Baru saja baca berita yang sangat ngeri. 😱

"Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, mengungkapkan, hingga awal Juli, sudah 14 ribu lebih pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Dan bakal kembali terjadi pada akhir bulan ini, diprediksi ada sekitar 8.800 karyawan PT Freetren Balaraja akan terkena PHK".

Kebayang nggak gimana nasib 14 ribu orang yang kena PHK itu nantinya?


Maka dari itu,

Saran saya untuk teman-teman. Mulailah belajar bisnis online.✍️✍️
Mau tahu info lengkap bagaimana bisnis online ? Klik :
bit.ly/CaraSmartJadiKaya


Apakah Setiap Merekrut Orang atau Member Dalam Bisnis Itu Haram ?

Banyak orang yang beranggapan bahwa ketika sistem bisnis mengharuskan untuk mencari orang, mengajak orang atau merekrut member / orang itu sama dengan MLM atau banyak yang menganggap sebagai bisnis haram.
Perlu Anda Tahu !

Didalam bisnis konvensional, seorang Marketing baik itu Manajer Marketing maupun Sales Marketing (yang tetap maupun freelance) juga dituntut untuk menjual produk dan membentuk jaringan keagenan maupun team sebanyak – banyaknya.




Artinya, seorang marketing harus membentuk team dan atau mencari orang yang mau membeli produk yang dia tawarkan dan mengajak orang untuk menjadi agen, agar terbentuk jaringan pemasaran sehingga omset penjualan meningkat dan bonus bertambah besar.

Dan ketika jaringan keagenan atau team tersebut sudah terbentuk,seorang Marketing  bisa saja santai - santai di rumah (dan tetap berpenghasilan dari keagenan/team yang dia bentuk), karena semua sudah di handle oleh CS dan bagian pengiriman.

Di Era serba Digital, sistem Sales Marketing online sering disebut dengan istilah Affiliate marketing.

Jika di dunia ofline, seorang Sales Marketing hanya dibekali brosur dengan  mencantumkan nama dan nomor telepon Sales di brosur yang mereka sebarkan ke orang yang mereka jumpai.

Sementara di dunia online, Sales Affiliate dibekali dengan sebuah Website atau Web Replika/Landingpage yang sudah ada ID Refferal masing - masing Sales Affiliate. Dengan ID Referral ini, perusahaan akan tahu bahwa yang berkunjung atau belanja ke perusahaan adalah konsumennya Sales A atau Sales B.

Diantara Marketing offline & Marketing online memiliki beberapa persamaan seperti :

1. Menjualkan produk perusahaan. 

Marketing offline lebih ribet karena terkadang harus membawa produknya langsung ke calon konsumen. Atau untuk produk - produk tertentu, Marketing offline hanya membawa brosur produk dan mengarahkan calon konsumen untuk datang lansung ke toko / dealer jika si calon konsumen berminat membeli. Contohnya : Produk Motor / Mobil.

Sementara Marketing online / Marketing Affiliate hanya perlu mencantumkan Link  Referral pada Web Replika/Landingpage dengan kode ID nya dalam setiap promosi di di media sosial (WA, FB, Line, IG, Twitter, dll).

Cara kerja Marketing Affiliate hanya mengarahkan calon konsumen untuk membeli langsung di website resmi perusahaan.

Dari penjualan tersebut, perusahaan menyisihkan sebagian keuntungannya sebagai bonus/komisi untuk diberikan kepada marketing.
Apakah ini sesuai syari’ah? 

Tentu saja ini di perbolehkan oleh hukum agama (Islam), karena tidak ada satu pun dalil yang melarang perusahaan memberikan sedikit keuntungannya kepada marketing.

Justru menjadi dosa ketika perusahaan tidak memberikan haknya marketing karena sudah menjadi perantara penjualan produk dengan sistem pembagian keuntungan yang sudah ditentukan.

2. Kerjanya Hanya Mencari Atau Mengajak Orang.

Ya memang seperti itu tugas marketing. Seorang marketing di semua perusahaan baik offline maupun online, memiliki satu tugas yang sama yaitu mencari orang untuk membeli produk perusahaan yang kita tawarkan dan mengajak orang untuk menjadi agen/team supaya ikut memasarkan produk tersebut.

Ketika seorang marketing berhasil menjual produk, maka akan mendapatkan bonus/komisie dari perusahaan. Apabila seorang marketing mempunyai prestasi bagus, mampu membentuk jaringan team keagenan, umumnya perusahan juga akan memberikan reward, bonus prestasi/royalty dari omset belanja yang dilakukan oleh agen yang dibentuknya. 

Disinilah masa-masa seorang marketing menikmati hasil kerjanya di awal, dimana dia tidak perlu komunikasi dengan agen - agennya untuk mengurusi pemesanan barang, karena semua sudah di tangani oleh Customer Service. Untuk pengiriman barangpun perusahaan sudah menyiapkan Team untuk mengurusi packing dan pengiriman sampai ke pembeli/konsumen.

Bahkan pada kasus tertentu, marketing yang berprestasi ini akan diangkat oleh perusahaan sebagai Direktur Marketing.

Dunia Telah Berubah
Saat ini teknologi digital sudah sangat canggih, dimana perusahaan dapat mendata keagenan dan membentuk sistem pembagian keuntungan dengan sangat mudah.

BACA JUGA


Jika 10 tahun yang lalu, perusahaan harus menginput data secara manual untuk menentukan bonus-bonus marketing. Saat ini semua serba autopilot dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Perusahaan-perusahaan saat ini cenderung memilih sistem bisnis affiliate untuk dijadikan sebagai strategi marketingnya.

Memanfaatkan kecanggihan dan kemudahan teknologi internet, ternyata sistem affiliate terbukti mampu mendongkrak omset perusahaan dan menaikkan branding perusahaan.

Strategi marketing ini juga digunakan oleh salah satu marketplace besutan alibaba group. Kita sebut saja namanya Fingo. 

Baru genap setahun launching di Malaysia, saat ini Fingo menjadi marketplace terbesar kedua di Malaysia. Bahkan saat ini Fingo sudah memilik cabanga di Singapura dan Thailand. Rencananya, pada Maret 2020 yang lalu juga akan launching di Indonesia namun tertunda karena wabah Covid-19.

Inilah kecerdasan perusahaan dengan memilih sistem affiliate sebagai strategi marketingnya. Dengan sistem Affiliate, brand perusahaan dengan sangat mudah dan begitu cepat dikenal di masyarakat tanpa perlu mengeluarkan budget biaya yang besar untuk promosi.

Bayangkan saja jika perusahaan menggunakan strategi marketing konvensional, berapa milyar yang harus dikeluarkan untuk iklan di TV, menunjuk artis sebagai brand ambasador, membuat event-event live dsb. Dari informasi media online, biaya promosi perusahaan sekelas Bukaxxxk tidak kurang dari Rp 800 Milyar.

Pada  perusahaan yang menggunakan sistem bisnis affiliate marketing, menggunakan budget biaya promosi ini untuk dibagikan kepada marketing affiliate sebagai bonus penjualan, karena secara tidak langsung merekalah yang menjadi brand ambasador.

Ikuti perkembangan atau tertinggal.
Saat ini teknologi sudah semakin maju dan canggih, dimana seseorang dapat memulai usaha hanya dengan bermodal HP dan kuota. Tidak semua yang mencari orang / mengajak orang itu pasti MLM dan haram.

Kita semua para penjual termasuk Anda juga mencari orang (pembeli) dan mengajak orang (untuk menjadi agen/team pemasaran) karena dengan semakin banyak agen/team pemasaran kita yang terbentuk, maka omset penjualan akan semakin besar.

Pelajari sistemnya, ketahui cara kerjanya, jangan sampai karena merasa Gaptek dan tidak mampu menjalankan bisnis dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi kemudian Anda menghukumi tidak boleh atau bahkan haram, karena penghasilan kita yang terus mengalir meskipun kita hanya santai - santai dirumah.(*).