Kamis, 23 Agustus 2012

Zaman Prasejarah

A.      Mengenal Zaman Prasejarah Indonesia 

Zaman prasejarah atau prehistoric (dalam bahasa Inggris) yang berarti zaman saat manusia belum mengenal tulisan  untuk catatan sejarah. Secara umum, zaman prasejarah dimulai sejak bumi dan alam semesta diciptakan, akan tetapi pemakaian istilah oleh para ahli sejarah menunjuk pada zaman saat manusia mulai hidup dimuka bumi.

Zaman Prasejarah merupakan titik awal spesies manusia dimulai. Pada zaman prasejarah manusia mulai memakai peralatan untuk menunjang kehidupannya. Pemisahan antara zaman prasejarah dengan zaman  sejarah manusia ialah pada pengenalan catatan sejarah yang digunakan pada kedua masa tersebut. 

Yang dimaksud zaman prasejarah adalah pada masa itu manusia belum mengenal tulisan sehingga tidak satu pun peristiwa yang diabadikan dalam tulisan maupun prasasti. Sedangkan arti zaman sejarah sebaliknya, yakni saat manusia sudah menggunakan tulisan atau alat lainnya yang dapat dianggap sebagai catatan/peninggalan sejarah.Jadi, zaman pra sejarah menurut manusia modern adalah masa gelap, yang bisa dijadikan bukti hanyalah artefak berupa batu, dan goresan gambar pada dinding gua.

Zaman sejarah yang dialami manusia diperkirakan dimulai pada sekitar tahun 4000 SM (sebelum masehi), yaitu ketika bangsa Mesir Kuno telah mengenal tulisan di waktu itu. Berbeda halnya Bangsa Indonesia, zaman sejarah diawali dengan berdirinya Kerajaan Kutai (abad ke-5). Sebagai buktinya adalah penemuan prasasti Yupa di pinggir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Bagaimana cara memperoleh keterangan pada zaman prasejarah, sedangkan tidak ada informasi tulisan yang didapatkan ? Maka para ahli sejarah menggunakan bidang-bidang keilmuan lainnya untuk mendapatkan bukti-bukti zaman prasejarah seperti  biologi, arkeologi, geologi, antropology, paleontology dan ilmu astronomi.

Tulang-tulang dan barang yang ditemukan pada situs sejarah akan diteliti menggunakan ilmu-ilmu alat diatas agar diperoleh informasi-informasi penting dari peninggalan tersebut. Penjelasan bagaimana manfaat berbagai ilmu tersebut dalam ilmu sejarah dapat diuraikan sebagai berikut :

  •  Biologi, adalah ilmu yang secara khusus mempelajari bagaimana aspek fisik kehidupan pada makhluk hidup. Penelitian mengenai zaman prasejarah menggunakan ilmu ini sebagai salah satu pisau bedah. Kata biologi diambil dari kata biologie, gabungan kata bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu. Selain mempelajari fisik makhluk hidup, biologi juga membahas tentang bagaimana aspek-aspek yang terkait dengan kehidupan makhluk hidup.
  • Arkeologi, adalah ilmu yang mempelajari sejarah material makhluk hidup. Melalui ilmu ini dapat ditemukan informasi-informasi yang berhubungan dengan kehidupan sejarah masa lalu, termasuk saat zaman prasejarah.  Informasi tersebut diperoleh dari kajian sistematis terhadap benda-benda kuno yang ditemukan, seperti artefak dan ekofak.
  • Geologi, adalah ilmu pengetahuan alam yang khusus mempelajari tentang bumi. Dari segi komposisinya, sifat-sifat fisik, struktur dan sejarah serta proses bagaimana pembentukannya.  Geologi berasal dari kata geos (bahasa Yunani) yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmu. Ilmu ini terhitung penting untuk meneliti zaman prasejarah.
  • Paleontologi, adalah ilmu yang mempelajari sejarah kehidupan di muka bumi mengenai tumbuhan dan hewan pada zaman dahulu yang sekarang telah berubah menjadi fosil.  Secara otomatis, zaman prasejarah juga menjadi kajian dalam ilmu ini. Sebutan bagi orang yang terjun di dalam bidang ini disebut paleontolog. Paleontolog berasal dari bahasa Yunani, paleon berarti tu, logos berarti ilmu. Bisa disimpulkan paleontologi adalah ilmu yang membahas tentang sejarah.
  • Astronomi, adalah salah satu cabang  ilmu alam yang khusus mengamati  tentang benda-benda langit dan kejadian-kejadian diluar planet bumi.
  • Antropologi, adalah ilmu yang mempelajari mengenai budaya suatu masyarakat atau etnis tertentu.

B.       Pembagian Periode Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah dibagi menjadi 2 kelompok periode berdasarkan ilmu arkeologi, yaitu zaman batu dan zaman logam. Berikut penjelasan mengenai 2 zaman tersebut.

1.      Periode Zaman Prasejarah – Zaman Batu
Zaman batu pada periode zaman prasejarah ini yaitu zaman saat logam belum diketahui kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga manusia pada zaman tersebut memakai alat-alat bantu untuk menunjang kehidupannya memanfaatkan tulang, batu dan kayu.

Zaman batu sendiri dibagi menjadi 4, yaitu :

  • Zaman  Batu Tua, dalam periode  zaman prasejarah  yang disebut dengan Palaeolitikum dalam ilmu sejarah dunia. Pada zaman ini, manusia memakai alat-alat dari batu dengan pengerjaan yang masih kasar ataupun tidak diasah. Untuk memenuhi kebutuhan pangannya, manusia masih menggunakan metode foof gathering (metode mencarai makanan yang hanya mengumpulkan dari alam). Tempat tinggal ketika itu masih berpindah-pindah (nomaden) dan masih belum mengetahui bagaimana bertani  atau bercocok tanam. Di Indonesia ada dua kebudayaan yang menjadi patokan zaman batu tua, yaitu kebudayaan di Pacitan (Pithecanthropus) dan kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo  Soloensis). Pada zaman prasejarah batu tua ini dihasilkan alat-alat yang berupa kapak genggam (golongan pemotong) dan alat-alat terbuat dari tulang binatang dan flakes terbuat dari batu Chalcedon digunakan untuk mengupas makanan.
  • Zaman Batu Tengah atau sering disebut dengan zaman Mesolithikum, zaman pada periode zaman prasejarah ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Manusia memenuhi kebutuhan pangan masih melakukan food gathering.
  2.  Alat-alat bantu kehidupan yang dihasilkan manusia zaman ini berbentuk alat-alat batu kasar seperti halnya Zaman Palaeolitikum.
  3. Ditemukan bukit-bukit  kerang di pinggiran pantai yang dinamakan Kjoken Mondinger atau sampah dapur dalam Bahasa Indonesia. Manusia pendukung zaman prasejarah Mesolithikum ini adalah manusia papua melanosoid.
  •  Zaman Batu Muda, yang dalam Bahasa Latin disebut disebut Neolithikum. Ciri dari zaman prasejarah Neolithikum ini adalah alat-alat yang dihasilkan manusia ketika itu telah diasah dan dipolosi sehingga tampak halus serta indah. Alat-alat peninggalan pada zaman Batu Muda antara lain :
  1. Kapak persegi, seperti alat pacul, beliung dan torah yang banyak ditemukan di daerah Sumatera,Jawa,  Bali,  Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Nusatenggara.
  2.  Kapak batu dari Minahasa.
  3. Perhiasan (kalung ataupun gelang yang terbuat dari batu indah). Peninggalan ini ditemukan didaerah Jawa.
  4. Pakaian sandang dari kulit kayu.
  5. Tembikar yang ditemukan di daerah Sumatera, Sunda dan Jawa.  Manusia pendukung zaman Neolithikum yakni Austronesia (Austria) dan Austro-Asia (Khmer-Indocina).
  •  Zaman Prasejarah Batu Besar yang dinamakan juga sebagai zaman Megalithikum. Zaman Megalithikum dikenali dengan peninggalan-peninggalan  yang dimanfaatkan dalam ritual kepercayaan waktu zaman tersebut. Peninggalan-peninggalan zaman Batu Besar tersebut antara lain :
  1. Kubur batu, yaitu peti mati dibuat dari batu besar yang bisa ditutup dan dibuka.
  2. Patung batu atau arca yang digunakan sebagai simbol mengungkapkan keyakinan/kepercayaan manusia ketika itu.
  3. Tugu batu yang dinamakan Menhir dipakai dalam pemujaan kepada arwah nenek moyang mereka.
  4. Meja batu yang dinamakan Dolmen dimanfaatkan untuk meletakkan sesaji upacara pemujaan roh/arwah nenek moyang.
  5. Peti mati yang dibentuk seperti lesung tertutup.
  6. Tempat pemujaan bertingkat yang disebut punden berundak.
2.      Periode Zaman Prasejarah – Zaman Logam
Berbeda halnya dengan zaman prasejarah periodesiasi zaman batu, pada zaman logam ini manusia telah menggunakan alat-alat yang terbuat dari logam. Metode peleburan logam telah diketahui oleh manusia pada zaman ini. Dengan menggunakan teknik peleburan logam, manusia dapat mencetak alat-alat dari logam sesuai dengan keinginan dan keperluan untuk membantu kehidupannya.
Teknik membuat logam yang dikenal ada dua macam, yang pertama adalah menggunakan cetakan batu, dan yang kedua menggunakan cetakan dari tanah. Para ahli sejarah menyebut zaman ini sebagai zaman perundagian dikarenakan saat itu manusia telah ahli mengerjakan kerajinan tangan.  Periode zaman prasejarah logam dibagi menjadi 2, yaitu :

  • Zaman Perunggu. Zaman ini disebut sebagai zaman kebudayaan Dongson Tonkin Cina, manusia pada zaman ini telah menggunakan teknik pencampuran  logam antara tembaga dan timah, memakai perbandingan tertentu sehingga dapat membuat logam yang lebih keras. Alat-alat peninggalan pada zaman prasejarah Perunggu sebagai berikut :
         - Arca perunggu yang ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, Bogor, dan Lumajang.
         - Bejana perunggu yang ditemukan di daerah Sumatera dan Madura.
         - Nekara  perunggu  atau  disebut  juga  Moko, berupa  dandang  yang  dimanfaatkan   sebagai 
           maskawin
        - Kapak corong perunggu ditemukan di daerah Sumatera Selatan, Sulawesi, Jawa, Bali, Irian, 
          dan Kepulauan Selayar.
  •  Zaman Besi. Zaman prasejarah ini manusia sudah bisa membuat perkakas dan alat-alat teknik melebur biji besi. Teknik melebur besi ini membutuhkan suhu yang lebih tinggi dari peleburan tembaga. Alat-alat yang ditemukan di zaman ini berupa :
         -  Cangkul,
         -  Mata Sabit,
         -    Mata Pisau,
         -    Mata Pedang,
         -    Mata Kapak.

Zaman Prasejarah merupakan titik awal spesies manusia dimulai. Pada zaman prasejarah manusia mulai memakai peralatan untuk menunjang kehidupannya. Yang dimaksud zaman pra sejarah adalah pada masa itu manusia belum mengenal tulisan sehingga tidak satu pun peristiwa yang diabadikan dalam tulisan maupun prasasti. Jadi, zaman pra sejarah menurut manusia modern adalah masa gelap, yang bisa dijadikan bukti hanyalah artefak berupa batu, dan goresan gambar pada dinding gua.

Zaman prasejarah bisa dikatakan sebagai zaman batu, yang artinya pada zaman itu manusia memakai perkakas yang terbuat dari batu untuk menunjang kehidupannya. Manusia zaman prasejarah menggunakan batu yang dimodifikasi sedemikian rupa. Batu dibuat menyerupai tombak untuk berburu, selain berburu dipakai untuk menebang kayu.

Manusia purba pada zaman prasejarah selain menggunakan batu, juga memakai kayu, tulang hewan yang diruncingkan sebagai alat pertahanan. Pada masa itu, mereka belum bisa menemukan bagaimana menyalakan api. Walaupun tak ada dokumentasi berupa tulisan dan prasasti selama zaman prasejarah berlangsung, peninggalan berupa batu dan tulang binatang, menjadi bukti bahwa manusia pada zaman prasejarah memiliki akal dan pikiran yang menjelaskan bagaimana caranya mereka bisa bertahan hidup dengan cara mencari hewan buruan di alam.

Kehidupan manusia pada zaman prasejarah masih primitif, mereka hidup berkoloni.   Tinggal  di dalam  gua,  dalam  mencari  makan,  mereka  mengincar  hewan mamalia dan spesies sungai seperti ikan dan kerang. Oleh karena itu, peninggalan zaman prasejarah banyak terdapat di dekat sungai dan laut. Karena di area itu terdapat banyak sumber makanan bagi manusia zaman prasejarah.

C.      Peninggalan Zaman Prasejarah di Indonesia
Ternyata di Indonesia menyimpan sejarah tentang peradaban manusia pada zaman prasejarah. Bahkan, kerangka manusia purba ditemukan di Sangiran Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yakni fosil Pithecanthropus erectus.  Fosil manusia purba itu diperkirakan usianya dua juta tahun silam, dimana saat itu tepian Sungai Bengawan Solo menjadi tempat tinggal koloni manusia zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan banyak ditemukan peninggalan peradaban zaman prasejarah.

Manusia Jawa purba atau istilah ilmiahnya Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh arkeolog dari Belanda yang bernama Eugene Dubois. Pada tahun 1891 bersama timnya, ia meneliti sisa-sisa peninggalan zaman prasejarah di Desa Trinil yang terletak di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Namun, penemuan fosil manusia purba di zaman batu itu rupanya tak lengkap. Yang ditemukan oleh Eugene Dubois dan timnya hanya berupa tempurung kepala dan beberapa gerigi.

Pada tahun 1936, ahli Paleontology bernama Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald, mencatat sejarah tentang penemuan fosil Pithecanthropus erectus di Sangiran Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.  Penemuan Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald ini lebih lengkap dari Eugene Dubois. Sementara itu, arti dari Pithecanthropus erectus adalah manusia kera yang jalannya berdiri. Sejak itulah, Desa Sangiran dikenal sebagai area situs purbakala zaman prasejarah di Indonesia.

D.      Fase Peradaban Zaman Prasejarah
Secara umum zaman prasejarah dibagi menjadi 3 fase peradaban, dimana setiap fase peradaban memiliki karakteristik sendiri dalam peradaban kehidupan manusia. Berikut ini merupakan penjelasan singkat setiap fase peradaban pada zaman prasejarah.
1.    Zaman Neolitikum
Yang dimaksud dengan zaman neolitik adalah manusia purba di era ini masih menggunakan perkakas yang terbuat dari batu, kayu dan tulang untuk membantu kinerja kehidupan mereka. Pada masa zaman neolitikum, manusia purba zaman prasejarah sudah mengalami fase kemajuan dalam membuat perkakas dari batu. Maksudnya, mereka membuat kampak dan cangkul dengan bentuk yang mendekati sempurna. Mereka menghaluskan bongkahan batu menjadi alat yang diinginkan.

2.    Zaman Megalitikum
Pada zaman ini, manusia purba sudah mahir membentuk batu besar menjadi menhir, tempat ritual menyembah roh, dan arwah yang tak terlihat. Menhir dipersonifikasikan sebagai bentukan roh, atau dewa sesuatu yang mereka hormati.  Menhir banyak dijumpai di Situs Gua Putri, Sumatera Selatan, di Desa Wajak , Tulung Agung, di Liang Bua, Flores, dan lain sebagainya.

Menhir bertanda bahwa manusia zaman prasejarah sudah mengenal kepercayaan animisme. Namun, kejayaan zaman megalitik malah pada awal manusia purba mengenal logam. Pada masa itu, manusia zaman prasejarah sudah menggunakan logam untuk menhir dengan bentuk yang lebih baik dan halus.

3.         Zaman Perunggu
Setelah zaman batu, manusia zaman prasejarah mulai mengenal logam sebagai pengganti batu. Logam pertama yang ditemukan  oleh manusia adalah perunggu. Teknologi pembuatan perunggu diajari dari pengaruh migrasi manusia dari daratan China. Budaya perunggu dipengaruhi oleh budaya Don Song yang bermigrasi ke tanah nusantara lama.

Manusia dari daratan China mengajari bagaimana membuat logam dari campuran timah dan perunggu guna menghasilkan logam baru yang kuat. Logam perunggu yang terbukti lebih baik dari batu. Revolusi peralatan pada zaman prasejarah pun berganti menjadi logam. Penemuan artefak terbuat dari perunggu ada di berbagai tempat di Indonesia.

E.       Situs Zaman Prasejarah di Indonesia
Di Indonesia banyak sekali tempat-tempat yang menyimpan peninggalan dari zaman prasejarah. Dari zaman batu, zaman megalitik hingga zaman logam, tersimpan di museum maupun masih tersembunyi di lapisan tanah di berbagai situs purbakala di Indonesia.
1.    Sangiran, Sragen

Sangiran merupakan nama desa yang terletak sekitar 14 km dari pusat kota Solo. Di Sangiran pernah ditemukan fosil manusia purba dan berbagai jenis fosil peninggalan peradaban zaman prasejarah di Jawa. Bahkan, Sangiran yang terletak di lembah Sungai Bengawan Solo ini dijadikan sebagai cagar alam atau laboratorium purbakala. Di Sangiran masih banyak tersimpan artefak dari peradaban kuno. Di Sangiran juga terdapat museum purbakala yang menyimpan berbagai jenis fosil dan benda-benda peninggalan manusia purba.

2.    Liang Bua, Flores

Liang Bua terdapat di Flores. Situs Liang Bua merupakan bukti bahwa manusia pada zaman prasejarah habitatnya tak hanya di satu wilayah saja. Melainkan sudah menyebar di berbagai tempat di Indonesia. Liang Bua adalah situs yang berupa gua karst.  Diyakini manusia zaman prasejarah hidup dan bersosialisasi didalam gua ini. Fakta ini berdasarkan penemuan kerangka homini atau manusia purba yang dinamai Homo floresiensis yang artinya manusia purba dari flores.

3.    Situs Gua Putri, Baturaja, Sumatera Selatan

Situs Gua Putri yang berada di Baturaja, Sumatera Selatan dikenal sebagai pusat situs purbakala zaman prasejarah di Pulau Sumatera. Situs ini berupa gua, dahulu ketika zaman batu, gua ini diyakini pernah dipakai sebagai  tempat  tinggal  koloni  manusia purba. Fakta ini dikuatkan dari penemuan fosil kerang dan potongan tulang hewan. Artinya, manusia zaman prasejarah yang tinggal di Gua Putri mengkonsumsi kerang dan berbagai hewan buruan berupa unggas dan mamalia.

4.    Situs Cipari, Kuningan

Situs Cipari berada di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Situs Cipari merupakan area cagar alam yang terdapat peninggalan dari zaman Megalitikum di Jawa Barat. Di sekitar situs Cipari terdapat banyak batu menhir dan batu lempengan yang ditata menyerupai tempat ritual pemujaan terhadap arwah. Diarea situs Cipari terdapat kotak penyimpanan mayat yang terbuat dari lempengan batu yang ditata menyerupai peti jenazah. Selain menhir dan sarkofagus, juga ditemukan berbagai gerabah berupa guci dan kerangka manusia purba. Zaman prasejarah sampai sekarang masih banyak misteri yang belum diungkap oleh manusia modern. (*)