A.
Mengenal Zaman Prasejarah Indonesia
Zaman prasejarah atau
prehistoric (dalam bahasa Inggris) yang berarti zaman saat manusia belum
mengenal tulisan untuk catatan sejarah. Secara umum, zaman prasejarah
dimulai sejak bumi dan alam semesta diciptakan, akan tetapi pemakaian istilah
oleh para ahli sejarah menunjuk pada zaman saat manusia mulai hidup dimuka bumi.
Zaman Prasejarah
merupakan titik awal spesies manusia dimulai. Pada zaman prasejarah manusia
mulai memakai peralatan untuk menunjang kehidupannya. Pemisahan antara zaman
prasejarah dengan zaman sejarah manusia ialah pada pengenalan catatan
sejarah yang digunakan pada kedua masa tersebut.
Yang dimaksud zaman
prasejarah adalah pada masa itu manusia belum mengenal tulisan sehingga tidak
satu pun peristiwa yang diabadikan dalam tulisan maupun prasasti. Sedangkan
arti zaman sejarah sebaliknya, yakni saat manusia sudah menggunakan tulisan
atau alat lainnya yang dapat dianggap sebagai catatan/peninggalan sejarah.Jadi,
zaman pra sejarah menurut manusia modern adalah masa gelap, yang bisa dijadikan
bukti hanyalah artefak berupa batu, dan goresan gambar pada dinding gua.
Zaman sejarah yang
dialami manusia diperkirakan dimulai pada sekitar tahun 4000 SM (sebelum
masehi), yaitu ketika bangsa Mesir Kuno telah mengenal tulisan di waktu itu.
Berbeda halnya Bangsa Indonesia, zaman sejarah diawali dengan berdirinya
Kerajaan Kutai (abad ke-5). Sebagai buktinya adalah penemuan prasasti Yupa di
pinggir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Bagaimana cara
memperoleh keterangan pada zaman prasejarah, sedangkan tidak ada informasi tulisan
yang didapatkan ? Maka para ahli sejarah menggunakan bidang-bidang keilmuan
lainnya untuk mendapatkan bukti-bukti zaman prasejarah seperti biologi,
arkeologi, geologi, antropology, paleontology dan ilmu astronomi.
Tulang-tulang dan
barang yang ditemukan pada situs sejarah akan diteliti menggunakan ilmu-ilmu
alat diatas agar diperoleh informasi-informasi penting dari peninggalan
tersebut. Penjelasan bagaimana manfaat berbagai ilmu tersebut dalam ilmu
sejarah dapat diuraikan sebagai berikut :
- Biologi, adalah ilmu yang secara khusus mempelajari bagaimana aspek fisik kehidupan pada makhluk hidup. Penelitian mengenai zaman prasejarah menggunakan ilmu ini sebagai salah satu pisau bedah. Kata biologi diambil dari kata biologie, gabungan kata bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu. Selain mempelajari fisik makhluk hidup, biologi juga membahas tentang bagaimana aspek-aspek yang terkait dengan kehidupan makhluk hidup.
- Arkeologi, adalah ilmu yang mempelajari sejarah material makhluk hidup. Melalui ilmu ini dapat ditemukan informasi-informasi yang berhubungan dengan kehidupan sejarah masa lalu, termasuk saat zaman prasejarah. Informasi tersebut diperoleh dari kajian sistematis terhadap benda-benda kuno yang ditemukan, seperti artefak dan ekofak.
- Geologi, adalah ilmu pengetahuan alam yang khusus mempelajari tentang bumi. Dari segi komposisinya, sifat-sifat fisik, struktur dan sejarah serta proses bagaimana pembentukannya. Geologi berasal dari kata geos (bahasa Yunani) yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmu. Ilmu ini terhitung penting untuk meneliti zaman prasejarah.
- Paleontologi, adalah ilmu yang mempelajari sejarah kehidupan di muka bumi mengenai tumbuhan dan hewan pada zaman dahulu yang sekarang telah berubah menjadi fosil. Secara otomatis, zaman prasejarah juga menjadi kajian dalam ilmu ini. Sebutan bagi orang yang terjun di dalam bidang ini disebut paleontolog. Paleontolog berasal dari bahasa Yunani, paleon berarti tu, logos berarti ilmu. Bisa disimpulkan paleontologi adalah ilmu yang membahas tentang sejarah.
- Astronomi, adalah salah satu cabang ilmu alam yang khusus mengamati tentang benda-benda langit dan kejadian-kejadian diluar planet bumi.
- Antropologi, adalah ilmu yang mempelajari mengenai budaya suatu masyarakat atau etnis tertentu.
B.
Pembagian Periode Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah dibagi
menjadi 2 kelompok periode berdasarkan ilmu arkeologi, yaitu zaman batu dan
zaman logam. Berikut penjelasan mengenai 2 zaman tersebut.
1.
Periode Zaman Prasejarah – Zaman Batu
Zaman batu pada periode
zaman prasejarah ini yaitu zaman saat logam belum diketahui kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga manusia pada zaman tersebut memakai alat-alat
bantu untuk menunjang kehidupannya memanfaatkan tulang, batu dan kayu.
Zaman batu sendiri
dibagi menjadi 4, yaitu :
- Zaman Batu Tua, dalam periode zaman prasejarah yang disebut dengan Palaeolitikum dalam ilmu sejarah dunia. Pada zaman ini, manusia memakai alat-alat dari batu dengan pengerjaan yang masih kasar ataupun tidak diasah. Untuk memenuhi kebutuhan pangannya, manusia masih menggunakan metode foof gathering (metode mencarai makanan yang hanya mengumpulkan dari alam). Tempat tinggal ketika itu masih berpindah-pindah (nomaden) dan masih belum mengetahui bagaimana bertani atau bercocok tanam. Di Indonesia ada dua kebudayaan yang menjadi patokan zaman batu tua, yaitu kebudayaan di Pacitan (Pithecanthropus) dan kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis). Pada zaman prasejarah batu tua ini dihasilkan alat-alat yang berupa kapak genggam (golongan pemotong) dan alat-alat terbuat dari tulang binatang dan flakes terbuat dari batu Chalcedon digunakan untuk mengupas makanan.
- Zaman Batu Tengah atau sering disebut dengan zaman Mesolithikum, zaman pada periode zaman prasejarah ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Manusia memenuhi kebutuhan pangan masih melakukan food gathering.
- Alat-alat bantu kehidupan yang dihasilkan manusia zaman ini berbentuk alat-alat batu kasar seperti halnya Zaman Palaeolitikum.
- Ditemukan bukit-bukit kerang di pinggiran pantai yang dinamakan Kjoken Mondinger atau sampah dapur dalam Bahasa Indonesia. Manusia pendukung zaman prasejarah Mesolithikum ini adalah manusia papua melanosoid.
- Zaman Batu Muda, yang dalam Bahasa Latin disebut disebut Neolithikum. Ciri dari zaman prasejarah Neolithikum ini adalah alat-alat yang dihasilkan manusia ketika itu telah diasah dan dipolosi sehingga tampak halus serta indah. Alat-alat peninggalan pada zaman Batu Muda antara lain :
- Kapak persegi, seperti alat pacul, beliung dan torah yang banyak ditemukan di daerah Sumatera,Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Nusatenggara.
- Kapak batu dari Minahasa.
- Perhiasan (kalung ataupun gelang yang terbuat dari batu indah). Peninggalan ini ditemukan didaerah Jawa.
- Pakaian sandang dari kulit kayu.
- Tembikar yang ditemukan di daerah Sumatera, Sunda dan Jawa. Manusia pendukung zaman Neolithikum yakni Austronesia (Austria) dan Austro-Asia (Khmer-Indocina).
-
Zaman Prasejarah Batu Besar yang dinamakan juga sebagai zaman Megalithikum. Zaman Megalithikum dikenali dengan peninggalan-peninggalan yang dimanfaatkan dalam ritual kepercayaan waktu zaman tersebut. Peninggalan-peninggalan zaman Batu Besar tersebut antara lain :
- Kubur batu, yaitu peti mati dibuat dari batu besar yang bisa ditutup dan dibuka.
- Patung batu atau arca yang digunakan sebagai simbol mengungkapkan keyakinan/kepercayaan manusia ketika itu.
- Tugu batu yang dinamakan Menhir dipakai dalam pemujaan kepada arwah nenek moyang mereka.
- Meja batu yang dinamakan Dolmen dimanfaatkan untuk meletakkan sesaji upacara pemujaan roh/arwah nenek moyang.
- Peti mati yang dibentuk seperti lesung tertutup.
- Tempat pemujaan bertingkat yang disebut punden berundak.
2.
Periode Zaman Prasejarah – Zaman Logam
Berbeda halnya dengan
zaman prasejarah periodesiasi zaman batu, pada zaman logam ini manusia telah
menggunakan alat-alat yang terbuat dari logam. Metode peleburan logam telah
diketahui oleh manusia pada zaman ini. Dengan menggunakan teknik peleburan
logam, manusia dapat mencetak alat-alat dari logam sesuai dengan keinginan dan
keperluan untuk membantu kehidupannya.
Teknik membuat logam
yang dikenal ada dua macam, yang pertama adalah menggunakan cetakan batu, dan
yang kedua menggunakan cetakan dari tanah. Para ahli sejarah menyebut zaman ini
sebagai zaman perundagian dikarenakan saat itu manusia telah ahli mengerjakan
kerajinan tangan. Periode zaman prasejarah logam dibagi menjadi 2, yaitu :
- Zaman Perunggu. Zaman ini disebut sebagai zaman kebudayaan Dongson Tonkin Cina, manusia pada zaman ini telah menggunakan teknik pencampuran logam antara tembaga dan timah, memakai perbandingan tertentu sehingga dapat membuat logam yang lebih keras. Alat-alat peninggalan pada zaman prasejarah Perunggu sebagai berikut :
- Bejana perunggu yang ditemukan di daerah Sumatera dan Madura.
- Nekara perunggu atau disebut juga Moko,
berupa dandang yang dimanfaatkan sebagai
maskawin
- Kapak corong perunggu ditemukan di
daerah Sumatera Selatan, Sulawesi, Jawa, Bali, Irian,
dan Kepulauan Selayar. - Zaman Besi. Zaman prasejarah ini manusia sudah bisa membuat perkakas dan alat-alat teknik melebur biji besi. Teknik melebur besi ini membutuhkan suhu yang lebih tinggi dari peleburan tembaga. Alat-alat yang ditemukan di zaman ini berupa :
- Mata Sabit,
- Mata Pisau,
- Mata Pedang,
- Mata Kapak.
Zaman Prasejarah
merupakan titik awal spesies manusia dimulai. Pada zaman prasejarah manusia
mulai memakai peralatan untuk menunjang kehidupannya. Yang dimaksud zaman pra
sejarah adalah pada masa itu manusia belum mengenal tulisan sehingga tidak satu
pun peristiwa yang diabadikan dalam tulisan maupun prasasti. Jadi, zaman pra
sejarah menurut manusia modern adalah masa gelap, yang bisa dijadikan bukti
hanyalah artefak berupa batu, dan goresan gambar pada dinding gua.
Zaman prasejarah bisa
dikatakan sebagai zaman batu, yang artinya pada zaman itu manusia memakai
perkakas yang terbuat dari batu untuk menunjang kehidupannya. Manusia zaman
prasejarah menggunakan batu yang dimodifikasi sedemikian rupa. Batu dibuat
menyerupai tombak untuk berburu, selain berburu dipakai untuk menebang kayu.
Manusia purba pada
zaman prasejarah selain menggunakan batu, juga memakai kayu, tulang hewan yang
diruncingkan sebagai alat pertahanan. Pada masa itu, mereka belum bisa
menemukan bagaimana menyalakan api. Walaupun tak ada dokumentasi berupa tulisan
dan prasasti selama zaman prasejarah berlangsung, peninggalan berupa batu dan
tulang binatang, menjadi bukti bahwa manusia pada zaman prasejarah memiliki
akal dan pikiran yang menjelaskan bagaimana caranya mereka bisa bertahan hidup
dengan cara mencari hewan buruan di alam.
Kehidupan manusia pada
zaman prasejarah masih primitif, mereka hidup berkoloni. Tinggal
di dalam gua, dalam mencari makan, mereka
mengincar hewan mamalia dan spesies sungai seperti ikan dan kerang.
Oleh karena itu, peninggalan zaman prasejarah banyak terdapat di dekat sungai
dan laut. Karena di area itu terdapat banyak sumber makanan bagi manusia zaman
prasejarah.
C.
Peninggalan Zaman Prasejarah di Indonesia
Ternyata di Indonesia
menyimpan sejarah tentang peradaban manusia pada zaman prasejarah. Bahkan,
kerangka manusia purba ditemukan di Sangiran Kabupaten Sragen, Jawa Tengah,
yakni fosil Pithecanthropus erectus. Fosil manusia purba itu
diperkirakan usianya dua juta tahun silam, dimana saat itu tepian Sungai
Bengawan Solo menjadi tempat tinggal koloni manusia zaman prasejarah. Hal ini
dibuktikan banyak ditemukan peninggalan peradaban zaman prasejarah.
Manusia Jawa purba atau
istilah ilmiahnya Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh arkeolog dari
Belanda yang bernama Eugene Dubois. Pada tahun 1891 bersama timnya, ia meneliti
sisa-sisa peninggalan zaman prasejarah di Desa Trinil yang terletak di
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Namun, penemuan fosil manusia purba di zaman batu
itu rupanya tak lengkap. Yang ditemukan oleh Eugene Dubois dan timnya hanya
berupa tempurung kepala dan beberapa gerigi.
Pada tahun 1936, ahli Paleontology
bernama Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald, mencatat sejarah tentang
penemuan fosil Pithecanthropus erectus di Sangiran Kabupaten Sragen,
Jawa Tengah. Penemuan Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald ini lebih
lengkap dari Eugene Dubois. Sementara itu, arti dari Pithecanthropus erectus
adalah manusia kera yang jalannya berdiri. Sejak itulah, Desa Sangiran
dikenal sebagai area situs purbakala zaman prasejarah di Indonesia.
D.
Fase Peradaban Zaman Prasejarah
Secara umum zaman
prasejarah dibagi menjadi 3 fase peradaban, dimana setiap fase peradaban
memiliki karakteristik sendiri dalam peradaban kehidupan manusia. Berikut ini
merupakan penjelasan singkat setiap fase peradaban pada zaman prasejarah.
1.
Zaman Neolitikum
Yang dimaksud dengan
zaman neolitik adalah manusia purba di era ini masih menggunakan perkakas yang
terbuat dari batu, kayu dan tulang untuk membantu kinerja kehidupan mereka.
Pada masa zaman neolitikum, manusia purba zaman prasejarah sudah mengalami fase
kemajuan dalam membuat perkakas dari batu. Maksudnya, mereka membuat kampak dan
cangkul dengan bentuk yang mendekati sempurna. Mereka menghaluskan bongkahan
batu menjadi alat yang diinginkan.
2.
Zaman Megalitikum
Pada zaman ini, manusia
purba sudah mahir membentuk batu besar menjadi menhir, tempat ritual menyembah
roh, dan arwah yang tak terlihat. Menhir dipersonifikasikan sebagai bentukan
roh, atau dewa sesuatu yang mereka hormati. Menhir banyak dijumpai di
Situs Gua Putri, Sumatera Selatan, di Desa Wajak , Tulung Agung, di Liang Bua,
Flores, dan lain sebagainya.
Menhir bertanda bahwa
manusia zaman prasejarah sudah mengenal kepercayaan animisme. Namun, kejayaan
zaman megalitik malah pada awal manusia purba mengenal logam. Pada masa itu,
manusia zaman prasejarah sudah menggunakan logam untuk menhir dengan bentuk
yang lebih baik dan halus.
3.
Zaman Perunggu
Setelah zaman batu,
manusia zaman prasejarah mulai mengenal logam sebagai pengganti batu. Logam
pertama yang ditemukan oleh manusia adalah perunggu. Teknologi pembuatan
perunggu diajari dari pengaruh migrasi manusia dari daratan China. Budaya
perunggu dipengaruhi oleh budaya Don Song yang bermigrasi ke tanah nusantara
lama.
Manusia dari daratan
China mengajari bagaimana membuat logam dari campuran timah dan perunggu guna
menghasilkan logam baru yang kuat. Logam perunggu yang terbukti lebih baik dari
batu. Revolusi peralatan pada zaman prasejarah pun berganti menjadi logam.
Penemuan artefak terbuat dari perunggu ada di berbagai tempat di Indonesia.
E.
Situs Zaman Prasejarah di Indonesia
Di Indonesia banyak
sekali tempat-tempat yang menyimpan peninggalan dari zaman prasejarah. Dari
zaman batu, zaman megalitik hingga zaman logam, tersimpan di museum maupun
masih tersembunyi di lapisan tanah di berbagai situs purbakala di Indonesia.
1.
Sangiran, Sragen
Sangiran merupakan nama
desa yang terletak sekitar 14 km dari pusat kota Solo. Di Sangiran pernah
ditemukan fosil manusia purba dan berbagai jenis fosil peninggalan peradaban
zaman prasejarah di Jawa. Bahkan, Sangiran yang terletak di lembah Sungai
Bengawan Solo ini dijadikan sebagai cagar alam atau laboratorium purbakala. Di
Sangiran masih banyak tersimpan artefak dari peradaban kuno. Di Sangiran juga
terdapat museum purbakala yang menyimpan berbagai jenis fosil dan benda-benda
peninggalan manusia purba.
2.
Liang Bua, Flores
Liang Bua terdapat di
Flores. Situs Liang Bua merupakan bukti bahwa manusia pada zaman prasejarah
habitatnya tak hanya di satu wilayah saja. Melainkan sudah menyebar di berbagai
tempat di Indonesia. Liang Bua adalah situs yang berupa gua karst.
Diyakini manusia zaman prasejarah hidup dan bersosialisasi didalam gua ini.
Fakta ini berdasarkan penemuan kerangka homini atau manusia purba yang dinamai Homo
floresiensis yang artinya manusia purba dari flores.
3.
Situs Gua Putri, Baturaja, Sumatera Selatan
Situs Gua Putri yang
berada di Baturaja, Sumatera Selatan dikenal sebagai pusat situs purbakala
zaman prasejarah di Pulau Sumatera. Situs ini berupa gua, dahulu ketika zaman
batu, gua ini diyakini pernah dipakai sebagai tempat tinggal
koloni manusia purba. Fakta ini dikuatkan dari penemuan fosil kerang
dan potongan tulang hewan. Artinya, manusia zaman prasejarah yang tinggal di
Gua Putri mengkonsumsi kerang dan berbagai hewan buruan berupa unggas dan
mamalia.
4.
Situs Cipari, Kuningan
Situs Cipari berada di
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Situs Cipari merupakan area cagar alam yang
terdapat peninggalan dari zaman Megalitikum di Jawa Barat. Di sekitar situs
Cipari terdapat banyak batu menhir dan batu lempengan yang ditata menyerupai
tempat ritual pemujaan terhadap arwah. Diarea situs Cipari terdapat kotak
penyimpanan mayat yang terbuat dari lempengan batu yang ditata menyerupai peti
jenazah. Selain menhir dan sarkofagus, juga ditemukan berbagai gerabah berupa
guci dan kerangka manusia purba. Zaman prasejarah sampai sekarang masih banyak
misteri yang belum diungkap oleh manusia modern. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar