Banyak orang yang beranggapan bahwa ketika
sistem bisnis mengharuskan untuk mencari orang, mengajak orang atau merekrut member /
orang itu sama dengan MLM atau banyak yang menganggap sebagai bisnis haram.
Perlu Anda Tahu !
Didalam bisnis konvensional, seorang Marketing baik itu Manajer
Marketing maupun Sales Marketing (yang tetap maupun freelance) juga dituntut
untuk menjual produk dan membentuk jaringan keagenan maupun team sebanyak –
banyaknya.
Artinya, seorang marketing harus membentuk team dan atau mencari
orang yang mau membeli produk yang dia tawarkan dan mengajak orang untuk
menjadi agen, agar terbentuk jaringan pemasaran sehingga omset penjualan
meningkat dan bonus bertambah besar.
Dan ketika jaringan keagenan atau team tersebut sudah
terbentuk,seorang Marketing bisa saja santai - santai di rumah (dan tetap
berpenghasilan dari keagenan/team yang dia bentuk), karena semua sudah di
handle oleh CS dan bagian pengiriman.
Di Era serba Digital, sistem Sales Marketing online sering
disebut dengan istilah Affiliate marketing.
Jika di dunia ofline, seorang Sales Marketing hanya dibekali
brosur dengan mencantumkan nama dan nomor
telepon Sales di brosur yang mereka sebarkan ke orang yang mereka jumpai.
Sementara di dunia online, Sales Affiliate dibekali dengan
sebuah Website atau Web Replika/Landingpage yang sudah ada ID Refferal masing -
masing Sales Affiliate. Dengan ID Referral ini, perusahaan akan tahu bahwa yang
berkunjung atau belanja ke perusahaan adalah konsumennya Sales A atau Sales B.
Diantara Marketing offline & Marketing online memiliki
beberapa persamaan seperti :
1. Menjualkan produk
perusahaan.
Marketing offline lebih ribet karena terkadang harus membawa
produknya langsung ke calon konsumen. Atau untuk produk - produk tertentu,
Marketing offline hanya membawa brosur produk dan mengarahkan calon konsumen
untuk datang lansung ke toko / dealer jika si calon konsumen berminat membeli.
Contohnya : Produk Motor / Mobil.
Sementara Marketing online / Marketing Affiliate hanya perlu
mencantumkan Link Referral pada Web
Replika/Landingpage dengan kode ID nya dalam setiap promosi di di media sosial
(WA, FB, Line, IG, Twitter, dll).
Cara kerja Marketing Affiliate hanya mengarahkan calon konsumen
untuk membeli langsung di website resmi perusahaan.
Dari penjualan tersebut, perusahaan menyisihkan sebagian
keuntungannya sebagai bonus/komisi untuk diberikan kepada marketing.
Apakah ini sesuai syari’ah?
Tentu saja ini di perbolehkan oleh hukum agama (Islam), karena
tidak ada satu pun dalil yang melarang perusahaan memberikan sedikit
keuntungannya kepada marketing.
Justru menjadi dosa ketika perusahaan tidak memberikan haknya
marketing karena sudah menjadi perantara penjualan produk dengan sistem
pembagian keuntungan yang sudah ditentukan.
2. Kerjanya Hanya Mencari
Atau Mengajak Orang.
Ya memang seperti itu tugas marketing. Seorang marketing di
semua perusahaan baik offline maupun online, memiliki satu tugas yang sama yaitu
mencari orang untuk membeli produk perusahaan yang kita tawarkan dan mengajak orang
untuk menjadi agen/team supaya ikut memasarkan produk tersebut.
Ketika seorang marketing berhasil menjual produk, maka akan
mendapatkan bonus/komisie dari perusahaan. Apabila seorang marketing mempunyai
prestasi bagus, mampu membentuk jaringan team keagenan, umumnya perusahan juga
akan memberikan reward, bonus prestasi/royalty dari omset belanja yang
dilakukan oleh agen yang dibentuknya.
Disinilah masa-masa seorang marketing menikmati hasil kerjanya di
awal, dimana dia tidak perlu komunikasi dengan agen - agennya untuk mengurusi
pemesanan barang, karena semua sudah di tangani oleh Customer Service. Untuk
pengiriman barangpun perusahaan sudah menyiapkan Team untuk mengurusi packing
dan pengiriman sampai ke pembeli/konsumen.
Bahkan pada kasus
tertentu, marketing yang berprestasi ini akan diangkat oleh perusahaan sebagai
Direktur Marketing.
Dunia Telah Berubah
Saat ini teknologi digital sudah sangat canggih, dimana
perusahaan dapat mendata keagenan dan membentuk sistem pembagian keuntungan
dengan sangat mudah.
BACA
JUGA
Jika 10 tahun yang lalu, perusahaan harus menginput data secara
manual untuk menentukan bonus-bonus marketing. Saat ini semua serba autopilot
dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Perusahaan-perusahaan saat ini cenderung memilih sistem bisnis affiliate untuk dijadikan sebagai
strategi marketingnya.
Memanfaatkan
kecanggihan dan kemudahan teknologi internet, ternyata sistem affiliate
terbukti mampu mendongkrak omset perusahaan dan menaikkan branding perusahaan.
Strategi marketing ini juga digunakan oleh salah satu
marketplace besutan alibaba group. Kita sebut saja namanya Fingo.
Baru genap setahun launching di Malaysia, saat ini Fingo menjadi
marketplace terbesar kedua di Malaysia. Bahkan saat ini Fingo sudah memilik
cabanga di Singapura dan Thailand. Rencananya, pada Maret 2020 yang lalu juga
akan launching di Indonesia namun tertunda karena wabah Covid-19.
Inilah kecerdasan perusahaan dengan memilih sistem affiliate
sebagai strategi marketingnya. Dengan sistem Affiliate, brand perusahaan dengan
sangat mudah dan begitu cepat dikenal di masyarakat tanpa perlu mengeluarkan
budget biaya yang besar untuk promosi.
Bayangkan saja jika perusahaan menggunakan strategi marketing
konvensional, berapa milyar yang harus dikeluarkan untuk iklan di TV, menunjuk
artis sebagai brand ambasador, membuat event-event live dsb. Dari informasi
media online, biaya promosi perusahaan sekelas Bukaxxxk tidak kurang dari Rp 800
Milyar.
Pada perusahaan yang
menggunakan sistem bisnis affiliate marketing, menggunakan budget biaya promosi
ini untuk dibagikan kepada marketing affiliate sebagai bonus penjualan, karena
secara tidak langsung merekalah yang menjadi brand ambasador.
Ikuti perkembangan atau tertinggal.
Saat ini teknologi sudah semakin maju dan canggih, dimana
seseorang dapat memulai usaha hanya dengan bermodal HP dan kuota. Tidak semua
yang mencari orang / mengajak orang itu pasti MLM dan haram.
Kita semua para penjual termasuk Anda juga mencari orang (pembeli)
dan mengajak orang (untuk menjadi agen/team pemasaran) karena dengan semakin
banyak agen/team pemasaran kita yang terbentuk, maka omset penjualan akan
semakin besar.
Pelajari sistemnya, ketahui cara kerjanya, jangan sampai karena merasa
Gaptek dan tidak mampu menjalankan bisnis dengan memanfaatkan kecanggihan
teknologi kemudian Anda menghukumi tidak boleh atau bahkan haram, karena
penghasilan kita yang terus mengalir meskipun kita hanya santai - santai
dirumah.(*).