Kerudung, hijab
atau jilbab ...bukan makhluk atau benda asing bagi para muslimah di dunia ini.
Semua muslimah di belahan dunia manapun pasti mengenal kerudung, yang di
Indonesia kita ini disebut jilbab.
Kerudung ini
adalah salah satu pakaian wajib Muslimah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat
An-Nur ayat 31:
“Hendaklah
mereka (muslimah) mengulurkan kerudungnya ke dada mereka”.
Alhamdulillah, saat ini kesadaran muslimah mengenakan
kerudung sangat bagus. Dulu, saat saya kecil, ketika saya pergi ke mall, jarang
saya lihat wanita berjilbab. Sekarang, di sekolah pun guru-guru,
pelajar-pelajar wanita, hingga staf TU rame-rame mengenakan jilbab.
Sayangnya,
kerudung di era modern ini hanya dianggap sebagai aksesoris, bukan untuk
memenuhi kewajiban sebagai muslimah. Banyak sekali bukti-bukti yang
menunjukkannya.
Contohnya, kita
lihat wanita berjilbab yang merokok, dugem, berdua dengan lelaki yang bukan
mahram, berbicara kasar, meninggalkan shalat tanpa halangan syar’i, dsb.
Seolah-olah kerudung di kepalanya itu seperti topi saja, yaitu aksesoris.
Mereka menunjukkan kelakuan yang berbeda dengan penampilan.
Lalu, jilbab
sekarang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga lebih mirip bawa-bawa punuk unta
atau sarang tawon. Jilbab dibuat mencekik leher. Dipadukan dengan kaos panjang
ketat dan celana panjang ketat. Padahal, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam telah bersabda:
“Dua golongan
dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: “suatu kaum yang memiliki
cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang
berpakaian tetapi telanjang, berlenggaklenggok (jalannya), mengajarkan wanita
berlenggaklenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti
ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, walaupun wanginya
tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya)” (HR. Muslim).
Hadits diatas
menerangkan dengan jelas larangan untuk berjilbab dengan ‘membawa punuk unta’
atau memadukan jilbab dengan pakaian ketat. Pada dasarnya semua itu sama saja
pakai baju tapi telanjang, alias seperti orang telanjang ditutupi sedikit kain.
Bukti lainnya,
yaitu, banyak wanita ketika di tempat resmi, seperti kantor dan sekolah,
mengenakan jilbab, tapi ketika pergi ke mall jilbabnya dicopot. Jilbab dianggap
pelengkap pakaian yang hanya dipakai di saat tertentu dan bisa dilepas
sewaktu-waktu.
Dengan bukti-bukti diatas, kita bisa menyimpulkan, banyak muslimah
sekarang berjilbab hanya untuk mempercantik penampilan dan bukan untuk memenuhi
kewajiban agama Islam yang mulia ini.
Seperti apa berjilbab yang sesuai syariat Islam itu? Mari
kita simak gambar berikut ini.
Berikut ini gambar jilbab yang dilarang oleh syariat Islam.
Dan mirisnya, gambar kedua ini adalah gaya berjilbab yang
masih mainstream alias paling sering diikuti oleh para muslimah yang sok kepengen
mbois (kepengen tampil gaul).
Secara duniawi pun, berjilbab sesuai syariat itu lebih murah
daripada berjilbab gaul. Berikut perbandingannya.
So, mari para muslimah, berjilbablah sesuai syariat Islam.
Sudah hemat, Insya Allah juga mendapat pahala dari Allah Swt.
Catatan penting:
1.
Saya menggunakan
istilah jilbab untuk kerudung, karena ini yang sering digunakan di Indonesia.
2.
Saya tidak men-judge
semua pemakai jilbab di zaman sekarang ini menganggap jilbab sebagai aksesoris saja.
3.
Gambar terakhir tidak
bermaksud untuk mempromosikan suatu merek tertentu.
Mohon
maaf bila ada kesalahan dalam penulisan artikel ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar