Mahkota Dewa
(Phaleria
macrocarpa), tanaman bersosok perdu berasal dari Papua. Tanaman ini kerap
disebut simalakama karena kandungan racunnya. Buah mentah sangat berbahaya
dikonsumsi, karena menyebabkan bengkak, dan sariawan pada mulut, juga keracunan
hingga pingsan. Namun bila konsumsi mahkota dewa dilakukan setelah buah diolah
secara benar dan sesuai dosis anjuran, justru berkhasiat obat. Tidak hanya
penyakit ringan, yang akut pun mampu disembuhkan. Sebut saja : kanker,
hipertensi, diabetes, liver, dan lain-lain.
Sejak tahun 2002,
mahkota dewa menjadi buah bibir. Para pengobat tradisional yang menggunakan
simalakama dan racikan obatnya diserbu pasien. Seminar tentang khasiat mahkota
dewa buah simalakama itu selalu dipenuhi peserta. Media masaa berlomba
menampilkan berita tanaman perdu berbuah merah menyala itu. Buku yang
membahasnya pun laris manis. Berita kesembuhan beragam penyakit jadi pemicu
euphoria itu. Dari penyakit berat : kanker, lever, diabetes, darah tinggi, dan
asam urat sampai penyakit yang ringan : gigitan serangga, jerawat, sampai
pemutih kulit. Tak
heran jika julukan si raja obat disematkan pada mahkota dewa.
Menurut dr.Regina
Sumastuti, SpFK (Dosen Fakultas Kedokteran UGM sejak 32 tahun lalu), ekstrak
buah dan daun dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker rahim. “Potensi buah
4 kali lebih besar ketimbang daun”, ujar wanita peneliti mahkota dewa sejak
tahun 2000 itu. Mahkota dewa juga mampu mengobati rematik, diabetes,
lever/hepatitis, juga bersifat analgesic, antipiretik, anti radang dan anti
asam urat (antihipeurisenia). Untuk pengobatan, mahkota dewa kerap dipadu
dengan berbagai tanaman berkhasiat obat lain, antara lain daun dewa, temu
putih, temu mangga, sambiloto, cakar ayam, temu lawak dan rumput mutiara.
Kandungan tanin pada buah mahkota dewa berkhasiat anti tumor dan diduga juga
mampu atasi virus HIV si biang keladi penyakit maut : AIDS.
Kulit buah mahkota dewa
mengandung saponin. Zat lain yang dikandung adalah alkaloid. Faedah bagi
kesehatan memacu otot rahim sehingga memperlancar haid dan mengatur persalinan.
Mahkota dewa juga berpotensi sebagai obat anti alergi akibat histamin seperti
biduren, gatal-gatal, selesma dan sesak napas.
Hasil penelitian Dra.
Vivi Lisdawati. M.Si,Apt. menunjukkan daging buah mahkota dewa dan cangkang
biji mengandung beberapa senyawa, antara lain : alkaloid, flavonoid, polifenol,
saponin, minyak atsiri dan tanin. Senyawa-senyawa ini erat kaitannya dengan
akifitas anti kanker dan anti oksidan.
Berdasarkan pengalaman
empiris dan bukti ilmiah, mahkota dewa dapat mengobati : rematik, asam urat,
kanker, tumor, jantung, tekanan darah tinggi & kolesterol, ginjal,
lever/hepatitis, diabetes/kencing manis, pecandu narkoba, penambah stamina, mengatasi
virus HIV, memperlancar haid dan memperlancar persalinan, dan penyakit lainnya.
“
Mahkota dewa memang bagai pedang bermata dua, jika salah
mengolah/mengkonsumsi bakal melukai diri sendiri”.
Berbagai pengalaman
pengobatan dapat dibaca pada : Buku “Mahkota Dewa” karangan Ning Harmanto,
pengobat tradisional berbahan baku mahkota dewa atau rubrik pengobatan
tradisional Majalah Trubus.
Semoga tetap sehat !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar